Sebagai usaha dalam pemenuhan tugas terstruktur Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik dan juga bentuk pertanggungjawaban pribadi saya untuk mengetahui apakah ilmu yang saya pelajari selama mengikuti mata kuliah tersebut dapat saya kuasai dan mengerti dengan baik, maka saya mencoba dengan semampu mungkin untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan.
Hasil Tugas mata kuliah ASP dapat download monggoh
Rabu, 31 Oktober 2012
Perbandingan Perkembangan Sistem Akuntansi di Indonesia dan Perancis
Perkembangan Sistem Akuntansi di
Indonesia
SAK yang dikonvergensikan dengan
IFRSs ini diterapkan pada entitas-entitas yang memiliki fungsi fidusia
(memegang kepentingan orang banyak) atau disebut juga dengan berakuntabilitas
publik. Contoh entitas yang memiliki fungsi fidusia adalah entitas perbankan,
BUMN, dan entitas yang menjual saham di pasar modal. Komponen utama dari SAK
adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diadopsi dari
International Accounting Standard (IAS) dan International Financial Reporting
Standard (IFRS), dan Intepretasi atas Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang
diadopsi dari SIC (Standard Intepretation Committee) dan IFRIC (International
Financial Reporting Intepretation Committee). Hal ini berarti bahwa IFRSs
terdiri dari IAS, IFRS, SIC, dan IFRIC. Perbedaannya, IAS dibuat oleh
International Accounting Standards Committee (IASC) organisasi pendahulu IASB
yang berdiri pada tahun 1973. IASC ini kemudian direstrukturisasi menjadi IASB
pada tahun 1999. Pada tahun 2001, IASC menjadi foundation (IASCF) yang
mendanai IASB. Sejak saat itu, IASB meneruskan tugas dari IASC. Untuk
membedakan produk buatan IASC dan IASB, standar-standar yang selanjutnya dibuat
oleh IASB dinamai dengan IFRS. SIC dibuat oleh Standards Intepretation
Committee, suatu komite khusus yang berfungsi membuat intepretasi dari IAS yang
principle based. Intepretasi ini sifatnya menjelaskan lebih lanjut
mengenai hal-hal yang lebih detail. IFRIC dibuat oleh International Financial
Reporting Intepretation Committee, suatu komite khusus yang berfungsi membuat
intepretasi dari IFRS.
Entitas yang tidak memiliki
fungsi fidusia atau entitas yang memiliki fungsi fidusia namun diijinkan
regulatornya (sebagai contoh adalah BPR), menggunakan SAK ETAP (Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik). Hal ini berdasarkan
pertimbangan biaya manfaat dalam penyajian laporan keuangan, yang mana biaya
penyajian laporan keuangan jangan sampai terlalu besar sehingga tidak sesuai
dengan manfaatnya. Untuk entitas tanpa akuntabilitas publik, kebanyakan manfaat
laporan keuangan adalah untuk pemilik. Dalam hal ini, penerapan persyaratan SAK
(yang konvergen dengan IFRSs) untuk entitas tanpa akuntabilitas publik akan
menghabiskan banyak biaya yang tidak akan sebanding dengan manfaatnya. Seperti
misalnya pengukuran dengan nilai wajar, atau persyaratan pengungkapan informasi
yang cukup banyak. Pengaturan dalam SAK ETAP berdasarkan pada prinsip pervasif.
Dalam prinsip ini, Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK)
yang dalam SAK bukan merupakan bagian dari standar, dijadikan bagian dari
standar ETAP yang memiliki kekuatan mengatur. Selain itu, SAK ETAP masih
menggunakan konsep biaya historis (historical cost). Contoh entitas
tanpa akuntabilitas publik adalah UMKM dan perusahaan privat.
Selain
entitas bisnis terdapat juga entitas non-bisnis yang melakukan kegiatan tanpa
berorientasi laba. Entitas non-bisnis ini biasa juga disebut sebagai entitas
sektor publik (public sector entity) yang terbagi menjadi pemerintahan
dan organsiasi non pemerintahan (non governmental organisation).
Secara internasional, akuntansi untuk entitas sektor publik diatur oleh
International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB) dengan
produknya yang disebut dengan IPSAS. IPSAS ini diterapkan untuk entitas sektor
publik seperti misalnya pemerintahan, lembaga sosial kemasyarakatan, yayasan,
dan partai politik. Di Indonesia, pengaturan untuk sektor publik dipisahkan.
Entitas pemerintahan menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang
disusun oleh komite standar akuntansi pemerintahan, sedangkan entitas nirlaba
menggunakan PSAK 45: Pelaproan Keuangan Organisasi Nirlaba. Sementara ini PSAK
45 masih menjadi bagian SAK. Di masa depan, PSAK 45 ini akan dipisahkan menjadi
standar akuntansi tersendiri mengingat perbedaan tujuan entitas, tujuan
pelaporan, dan rerangka konseptual.
Sistem
Akuntansi di Negara Perancis
Perancis merupakan pendukung utama penyeragaman akuntansi
nasional di dunia. Kementrian Ekonomi Nasional menyetujui Plan Comptale General
( kode akuntansi nasional ) resmi yang pertama pada bulan September 1947. Pada
Tahun 1986, renana tersebut diperluas untuk melaksanakan ketentuan dalam
Direktif Ketujuh UE terhadap laporan keuangan konsolidasi dan revisi lebih
lanjut pada tahun 1999. Plan Comptable General berisi :
- tujuan dan prinsip akuntansi seta pelaporan keuangan
- definisi aktiva, kewajiban, ekuitas pemegang saham, pendapatan dan beban
- atauran pengakuan dan penilaian
- daftar akun standar, ketentuan mengenai penggunaannya, dan ketentuan tata buku lainnya
- contoh laporan keuangan dan aturan penyajiannya2
Ciri khusus akuntansi di Perancis
adalah terdapatnya dikotomi antara laporan keuangan perusahaan secara
tersendiri dengan laporan keuangan kelompok usaha yang dikonsolidasikan.
Meskipun akun-akun perusahaan secara tersendiri harus memenuhi ketentuan
pelaporan wajib, hukum memperbolehkan perusahaan Perancis untuk mengikuti
Standar Pelaporan Keuangan internasional.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Lima organisai utama yang terlibat
dalam proses penetapan standar di Prancis adalah :
- Counseil National de la Comptabilite atac CNC (Badan Akuntansi Nasional)
- Comite de la Reglemetation Comptable or CRC (Komite Regulasi Akntansi)
- Autorite des Marches Financiers or AMF (Otoritas Pasar Keuangan)
- Ordre des Experts-Comtable or OEC (Ikatan Akuntansi Publik )
- Compagnie Nationale des Commisaires aix Comptes or CNCC (Ikatan Auditor Kepatuhan Nasional)
Di Perancis profesi akuntansi dan auditing sejak dahulu
telah terpisah. Akuntan dan auditor Perancis diwakili oleh kedua lembaga, yaitu
OEC dan CNCC, meski terdapat sejumlah orang yang menjadi anggota keduannya.
Sesungguhnya, 80% akuntan dengan kualifikasi di Perancis memiliki kedua
klasifiksi tersebut. Dua lembaga profesional memiliki hubungan dekat dan
bekerja sama untuk kepentingan bersama. Kedua terlibat dalam pengembangan
standar akuntansi melalui CNC dan CRC dan keduannya mewakili Perancis di IASB
Pelaporan Keuangan
Perusahaan Prancis harus melaporkan
berikut ini :
- Neraca
- Laporan laba rugi
- Catatan atas laporan keuangan
- Laporan direktur
- Laporan auditor
Laporan keuangan seluruh perusahaan perseroaan dan
perusahaan dengan kewajiban terbatas lainnya yang melebihi ukuran tertentu
harus diaudit. Perusahaan besar juga harus menyiapka dokumen yang terkait
dengan pencegahan kepailitan perusahaan dan laporan sosial, yang keduanya hanya
terdapat di Perancis.
Ciri utama pelaporan di Perancis adalah ketentuan
mengenai pengungkapan catatan kaki yang ekstensif dan detail yang meliputi
hal-hal berikut :
- Penjelasan mengenai aturan pengukuran yang diberlakukan
- Perlakuan akuntansi untuk pos-pos dalam mata uang asing
- Laporan perubahan aktiva tetap dan depresiasi
- Detail provisi
- Detail revaluasi yang dilakukan
- Analisis piutang dan utang sesuai masa jatuh tempo
- Daftar anak perusahaan dan kepemilikan saham
- Jumlah komitmen pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya
- Detail pengaruh pajak terhadap laporan keuangan
- Rata-rata jumlah karyawan sesuai golongan
- Analisis pendapatan menurut aktivitas dan geografis
Pengukuran akuntansi
Akuntansi di Perancis memiliki
karakteristik ganda : Perusahaan secara tersendiri harus mematuhi paraturan
yang tetap, sedangkan kelompok usaha konsolidasi memiliki fleksibilitas lebih
besar. Akuntansi untuk perusahaan secara individual merupakan dasar hukum untuk
membagikan dividen dan menghitung pendapatan kena pajak.
Metode
pembelian (purchase method) umumnya digunakan untuk mencatat penggabungan
usaha, namum metode penyatuan kepemilikan (pooling method) dapat digunakan
dalam beberapa kondisi. Muhibah (goodwill) umumnya dikapitalisasi dan
diamortisasi terhadap laba, namun tidak ditentukan berapa lama periode
amortisasi yang maksimum. Goodwill tidak perlu diuji untuk penurunan nilai .
Konsolidasi proporsional digunakan untuk usaha patungan dan metode ekuitas
digunakan untuk mencatat investasi pada perusahaan yang tidak dikonsolidasikan,
yang dapat dipengaruhi secara signifikan. Praktik translasi mata uang asing
sama dengan IAS 21. Aktiva dan kewajiban anak perusahan yang berdiri sendiri
ditranslasikan dengan menggunakam metode kurs penutupan (akhir tahun) dan
perbedaan translasi dimasukan ke dalam ekuitas.
Jumat, 19 Oktober 2012
Sistem Akuntansi Negara Indonesia
Penerapan
sistem akuntansi pemerintahan dari suatu negara akan sangat bergantung
kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku pada negara yang
bersangkutan. Ciri-ciri terpenting atau persyaratan dari sistem
akuntansi pemerintah menurut PBB dalam bukunya A Manual for Government Accounting, antara lain disebutkan bahwa:
1. Sistem
akuntansi pemerintah harus dirancang sesuai dengan konstitusi dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada suatu negara.
2. Sistem
akuntansi pemerintah harus dapat menyediakan informasi yang akuntabel
dan auditabel (artinya dapat dipertanggungjawabkan dan diaudit).
3. Sistem
akuntansi pemerintah harus mampu menyediakan informasi keuangan yang
diperlukan untuk penyusunan rencana/program dan evaluasi pelaksanaan
secara fisik dan keuangan.
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP)
adalah sistem akuntansi yang mengolah semua transaksi keuangan, aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah pusat, yang menghasilkan
informasi akuntansi dan laporan keuangan yang tepat waktu dengan mutu
yang dapat diandalkan, baik yang diperlukan oleh badan-badan di luar
pemerintah pusat seperti DPR, maupun oleh berbagai tingkat manajemen
pada pemerintah pusat.
Dan berikut bagan dan peraturan tentang Sistem Akuntansi Indonesia:
Bagan Sistem Akuntansi Indonesia Silahakan dilihat
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Silahkan dilihat...
Penyusunan dan Penetapan APBD
Penyusunan Rancangan APBD
Proses perencanaan dan penyusunan APBD, mengacu pada PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, secara garis besar sebagai berikut:
Dalam gambar, tahapan penyusunan rancangan APBD terlihat sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Proses perencanaan dan penyusunan APBD, mengacu pada PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, secara garis besar sebagai berikut:
- Penyusunan rencana kerja pemerintah daerah;
- Penyusunan rancangan kebijakan umum anggaran;
- Penetapan prioritas dan plafon anggaran sementara;
- Penyusunan rencana kerja dan anggaran SKPD;
- Penyusunan rancangan perda APBD; dan
- Penetapan APBD.
Dalam gambar, tahapan penyusunan rancangan APBD terlihat sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Penyusunan APBD
didasarkan pada perencanaan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu,
mengenai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Bila dilihat dari
perspektif waktunya, perencanaan di tingkat pemerintah daerah dibagi
menjadi tiga kategori yaitu: Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
merupakan perencanaan pemerintah daerah untuk periode 20 tahun; Rencana
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan perencanaan pemerintah daerah
untuk periode 5 tahun; dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
merupakan perencanaan tahunan daerah. Sedangkan perencanaan di tingkat
SKPD terdiri dari: Rencana Strategi (Renstra) SKPD merupakan rencana
untuk periode 5 tahun; dan Rencana Kerja (Renja) SKPD merupakan rencana
kerja tahunan SKPD. Proses penyusunan perencanaan di tingkat satker dan
pemda dapat diuraikan sebagai berikut:
- SKPD menyusun rencana strategis (Renstra-SKPD) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang bersifat indikatif sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
- Penyusunan Renstra-SKPD dimaksud berpedoman pada rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). RPJMD memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program SKPD, lintas SKPD, dan program kewilayahan.
- Pemda menyusun rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari RPJMD dengan menggunakan bahan dari Renja SKPD untuk jangka waktu satu tahun yang mengacu kepada Renja Pemerintah.
- Renja SKPD merupakan penjabaran dari Renstra SKPD yang disusun berdasarkan evaluasi pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan tahun-tahun sebelumnya.
- RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas, pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemda maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
- Kewajiban daerah sebagaimana dimaksud di atas adalah mempertimbangkan prestasi capaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
- RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
- Penyusunan RKPD diselesaikan selambat-lambatnya akhir bulan Mei tahun anggaran sebelumnya.
- RKPD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
Diagram alur perencanaan dan Penyusunan APBD terlihat sebagai berikut:
Rabu, 17 Oktober 2012
Propinsi dan Kabupaten Kota di Indonesia
Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memiliki 8 provinsi,
yaitu: Sumatra, Borneo (Kalimantan), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.
Selanjutnya pada Era Orde Baru
Tahun 1969 Irian Barat secara resmi menjadi provinsi ke-26 Indonesia. Sehingga
Indonesia memiliki 26 provinsi, dimana 2 diantaranya berstatus Daerah Istimewa
(Aceh dan Yogyakarta), dan 1 berstatus Daerah Khusus Ibukota (Jakarta).
Kemudian pada tahun 1976, Timor Timur menjadi bagian dari Indonesia dan sebagai
provinsi ke-27.
Seiring bergantinya sistem
pemerintahan di Indonesia, jumlah provinsi di Indonesia pun semakin
berkembang dan
bertambah. Yang sangat
mengejutkan adalah memisahnya Propinsi Timor Timur dari Indonesia. Saat ini Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki 510 Pemda yang terdiri
dari 33 Provinsi, 384 Kabupaten dan 93 Kota.
Berikut Daftar Nama Provinsi
dan Kabupaten/ Kota di Indonesia
Provinsi Naggroe Aceh
Darussalam
UU No. 8
tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Subulussalam di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. Sehingga Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam memiliki 23
kabupaten/kota yang terdiri dari 18 kabupaten dan 5 kota.
1
|
Provinsi Naggroe Aceh Darussalam
|
|
2
|
Kab. Aceh Barat
|
|
3
|
Kab. Aceh Besar
|
|
4
|
Kab. Aceh Selatan
|
|
5
|
Kab. Aceh Singkil
|
|
6
|
Kab. Aceh Tengah
|
|
7
|
Kab. Aceh Tenggara
|
|
8
|
Kab. Aceh Timur
|
|
9
|
Kab. Aceh Utara
|
|
10
|
Kab. Bireun
|
|
11
|
Kab. Pidie
|
|
12
|
Kab. Simeulue
|
|
13
|
Kota Banda Aceh
|
|
14
|
Kota Sabang
|
|
15
|
Kota Langsa
|
|
16
|
Kota Lhokseumawe
|
|
17
|
Kab. Nagan Raya
|
|
18
|
Kab. Aceh Jaya
|
|
19
|
Kab. Aceh Barat Daya
|
|
20
|
Kab Gayo Lues
|
|
21
|
Kab. Aceh Tamiang
|
|
22
|
Kab. Bener Meriah
|
|
23
|
Kota Sabulussalam
|
|
24
|
Kab. Pidie Jaya
|
Provinsi Sumatera Utara
UU No. 47 tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Gunungsitoli
di Provinsi Sumatera Utara. Sehingga Provinsi Sumatra Utara memiliki 33
kabupaten/kota yang terdiri dari 25 kabupaten dan 8 kota
25 Provinsi
Sumatera Utara
26 Kab.
Asahan
27 Kab. Dairi
28 Kab. Deli Serdang
29 Kab. Tanah Karo
30 Kab. Labuhan Batu
31 Kab. Langkat
32 Kab. Mandailing Natal
33 Kab. Nias
34 Kab. Simalungun
35 Kab. Tapanuli Selatan
36 Kab. Tapanuli Tengah
37 Kab. Tapanuli Utara
38 Kab. Toba Samosir
39 Kota Binjai
40 Kota Medan
41 Kota Pematang Siantar
42 Kota Sibolga
43 Kota Tanjung Balai
44 Kota Tebing Tinggi
45 Kota Padang Sidimpuan
46 Kab. Pakpak Bharat
47 Kab. Nias Selatan
48 Kab. Humbang Hasundutan
49 Kab. Serdang Bedagai
50 Kab. Samosir
51 Kab. Batu Bara
52 Kab. Labuhan Batu Utara
53 Kab. Labuhan Batu Selatan
54 Kab. Padang Lawas Utara
55 Kab. Padang Lawas
56 Kota Gunung Sitoli
57 Kab. Nias Utara
58 Kab. Nias Barat
Provinsi Sumatra Barat
27 Kab. Dairi
28 Kab. Deli Serdang
29 Kab. Tanah Karo
30 Kab. Labuhan Batu
31 Kab. Langkat
32 Kab. Mandailing Natal
33 Kab. Nias
34 Kab. Simalungun
35 Kab. Tapanuli Selatan
36 Kab. Tapanuli Tengah
37 Kab. Tapanuli Utara
38 Kab. Toba Samosir
39 Kota Binjai
40 Kota Medan
41 Kota Pematang Siantar
42 Kota Sibolga
43 Kota Tanjung Balai
44 Kota Tebing Tinggi
45 Kota Padang Sidimpuan
46 Kab. Pakpak Bharat
47 Kab. Nias Selatan
48 Kab. Humbang Hasundutan
49 Kab. Serdang Bedagai
50 Kab. Samosir
51 Kab. Batu Bara
52 Kab. Labuhan Batu Utara
53 Kab. Labuhan Batu Selatan
54 Kab. Padang Lawas Utara
55 Kab. Padang Lawas
56 Kota Gunung Sitoli
57 Kab. Nias Utara
58 Kab. Nias Barat
Provinsi Sumatra Barat
Berdasarkan
UU No. 38 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok
Selatan, dan Kabupaten Pasaman Barat di Provinsi Sumatra Barat.
Provinsi Sumatra Utara memiliki 19 kabupaten/kota yang terdiri dari 12 kabupaten dan 7 kota yaitu sebagai berikut:
Provinsi Sumatra Utara memiliki 19 kabupaten/kota yang terdiri dari 12 kabupaten dan 7 kota yaitu sebagai berikut:
59 Provinsi
Sumatera Barat
60 Kab. Limapuluh Kota
61 Kab. Agam
62 Kab. Kepulauan Mentawai
63 Kab. Padang Pariaman
64 Kab. Pasaman
65 Kab. Pesisir Selatan
66 Kab. Sijunjung
67 Kab. Solok
68 Kab. Tanah Datar
69 Kota Bukit Tinggi
70 Kota Padang Panjang
71 Kota Padang
72 Kota Payakumbuh
73 Kota Sawahlunto
74 Kota Solok
75 Kota Pariaman
76 Kab. Pasaman Barat
77 Kab. Dharmasraya
78 Kab. Solok Selatan
Provinsi Riau
UU No. 12 tahun 2009 tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau. Sehingga Provinsi Riau memiliki 12 kabupaten/kota yang terdiri dari 10 kabupaten dan 2 kota yaitu sebagai berikut:
60 Kab. Limapuluh Kota
61 Kab. Agam
62 Kab. Kepulauan Mentawai
63 Kab. Padang Pariaman
64 Kab. Pasaman
65 Kab. Pesisir Selatan
66 Kab. Sijunjung
67 Kab. Solok
68 Kab. Tanah Datar
69 Kota Bukit Tinggi
70 Kota Padang Panjang
71 Kota Padang
72 Kota Payakumbuh
73 Kota Sawahlunto
74 Kota Solok
75 Kota Pariaman
76 Kab. Pasaman Barat
77 Kab. Dharmasraya
78 Kab. Solok Selatan
Provinsi Riau
UU No. 12 tahun 2009 tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau. Sehingga Provinsi Riau memiliki 12 kabupaten/kota yang terdiri dari 10 kabupaten dan 2 kota yaitu sebagai berikut:
79 Provinsi
Riau
80 Kab. Bengkalis
81 Kab. Indragiri Hilir
82 Kab. Indragiri Hulu
83 Kab. Kampar
84 Kab. Kuantan Sangingi
85 Kab. Pelalawan
86 Kab. Rokan Hilir
87 Kab. Rokan Hulu
88 Kab. Siak
89 Kota Dumai
90 Kota Pekanbaru
91 Kab. Kepulauan Meranti
Provinsi Kepulauan Riau
Berdasarkan UU No. 33 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau. Sehingga Provinsi Kepulauan Riau memiliki 7 kabupaten/kota yang terdiri dari 5 kabupaten dan 2 kota yaitu sebagai berikut:
92 Provinsi Kepulauan Riau
93 Kab. Bintan
94 Kab. Natuna
95 Kab. Karimun
96 Kota Batam
97 Kota Tanjung Pinang
98 Kab. Lingga
99 Kab. Kepulauan Anambas
80 Kab. Bengkalis
81 Kab. Indragiri Hilir
82 Kab. Indragiri Hulu
83 Kab. Kampar
84 Kab. Kuantan Sangingi
85 Kab. Pelalawan
86 Kab. Rokan Hilir
87 Kab. Rokan Hulu
88 Kab. Siak
89 Kota Dumai
90 Kota Pekanbaru
91 Kab. Kepulauan Meranti
Provinsi Kepulauan Riau
Berdasarkan UU No. 33 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau. Sehingga Provinsi Kepulauan Riau memiliki 7 kabupaten/kota yang terdiri dari 5 kabupaten dan 2 kota yaitu sebagai berikut:
92 Provinsi Kepulauan Riau
93 Kab. Bintan
94 Kab. Natuna
95 Kab. Karimun
96 Kota Batam
97 Kota Tanjung Pinang
98 Kab. Lingga
99 Kab. Kepulauan Anambas
Provinsi Jambi
Provinsi Jambi terdiri dari 9 kabupaten dan 2 Kota yaitu:
100 Provinsi
Jambi
101 Kab. Batanghari
102 Kab. Bungo
103 Kab. Kerinci
104 Kab. Merangin
105 Kab. Muaro Jambi
106 Kab. Sarolangun
107 Kab. Tanjung Jabung Barat
108 Kab. Tanjung Jabung Timur
109 Kab. Tebo
110 Kota Jambi
111 Kota Sungai Penuh
Provinsi Sumatera Selatan
112 Provinsi Sumatera Selatan
113 Kab. Lahat
114 Kab. Musi Banyuasin
115 Kab. Musi Rawas
116 Kab. Muara Enim
117 Kab. Ogan Komering Ilir
118 Kab. Ogan Komering Ulu
119 Kota Palembang
120 Kota Pagar Alam
121 Kota Lubuk Linggau
122 Kota Prabumulih
123 Kab. Banyuasin
124 Kab. Ogan Ilir
125 Kab. Ogan Komering Ulu Timur
126 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan
127 Kab. Empat Lawang
101 Kab. Batanghari
102 Kab. Bungo
103 Kab. Kerinci
104 Kab. Merangin
105 Kab. Muaro Jambi
106 Kab. Sarolangun
107 Kab. Tanjung Jabung Barat
108 Kab. Tanjung Jabung Timur
109 Kab. Tebo
110 Kota Jambi
111 Kota Sungai Penuh
Provinsi Sumatera Selatan
112 Provinsi Sumatera Selatan
113 Kab. Lahat
114 Kab. Musi Banyuasin
115 Kab. Musi Rawas
116 Kab. Muara Enim
117 Kab. Ogan Komering Ilir
118 Kab. Ogan Komering Ulu
119 Kota Palembang
120 Kota Pagar Alam
121 Kota Lubuk Linggau
122 Kota Prabumulih
123 Kab. Banyuasin
124 Kab. Ogan Ilir
125 Kab. Ogan Komering Ulu Timur
126 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan
127 Kab. Empat Lawang
Provinsi Bangka Belitung
128 Provinsi Bangka Belitung
129 Kab. Bangka
130 Kab. Belitung
131 Kota Pangkal Pinang
132 Kab. Bangka Selatan
133 Kab. Bangka Tengah
134 Kab. Bangka Barat
135 Kab. Belitung Timur
Provinsi Bengkulu
136 Provinsi Bengkulu
137 Kab. Bengkulu Selatan
138 Kab. Bengkulu Utara
139 Kab. Rejang Lebong
140 Kota Bengkulu
141 Kab. Kaur
142 Kab. Seluma
143 Kab. Mukomuko
144 Kab. Lebong
145 Kab. Kepahiang
146 Kab. Bengkulu Tengah
Provinsi Lampung
147 Provinsi Lampung
148 Kab. Lampung Barat
149 Kab. Lampung Selatan
150 Kab. Lampung Tengah
151 Kab. Lampung Utara
152 Kab. Lampung Timur
153 Kab. Tanggamus
154 Kab. Tulang Bawang
155 Kab. Way Kanan
156 Kota Bandar Lampung
157 Kota Metro
158 Kab. Pesawaran
159 Kab. Pringsewu
160 Kab. Tulang Bawang Barat
161 Kab. Mesuji
162 Provinsi DKI Jakarta
Provinsi Jawa Barat
163 Provinsi
Jawa Barat
164 Kab. Bandung
165 Kab. Bekasi
166 Kab. Bogor
167 Kab. Ciamis
168 Kab. Cianjur
169 Kab. Cirebon
170 Kab. Garut
171 Kab. Indramayu
172 Kab. Karawang
173 Kab. Kuningan
174 Kab. Majalengka
175 Kab. Purwakarta
176 Kab. Subang
177 Kab. Sukabumi
178 Kab. Sumedang
179 Kab. Tasikmalaya
180 Kota Bandung
181 Kota Bekasi
182 Kota Bogor
183 Kota Cirebon
184 Kota Depok
185 Kota Sukabumi
186 Kota Cimahi
187 Kota Tasikmalaya
188 Kota Banjar
189 Kab. Bandung Barat
Provinsi Banten
190 Provinsi Banten
191 Kab. Lebak
192 Kab. Pandeglang
193 Kab. Serang
194 Kab. Tangerang
195 Kota Cilegon
196 Kota Tangerang
197 Kota Serang
198 Kota Tangerang Selatan
Provinsi Jawa Tengah
199 Provinsi Jawa Tengah
200 Kab. Banjarnegara
201 Kab. Banyumas
202 Kab. Batang
203 Kab. Blora
204 Kab. Boyolali
205 Kab. Brebes
206 Kab. Cilacap
207 Kab. Demak
208 Kab. Grobogan
209 Kab. Jepara
210 Kab. Karanganyar
211 Kab. Kebumen
212 Kab. Kendal
213 Kab. Klaten
214 Kab. Kudus
215 Kab. Magelang
216 Kab. Pati
217 Kab. Pekalongan
218 Kab. Pemalang
219 Kab. Purbalingga
220 Kab. Purworejo
221 Kab. Rembang
222 Kab. Semarang
223 Kab. Sragen
224 Kab. Sukoharjo
225 Kab. Tegal
226 Kab. Temanggung
227 Kab. Wonogiri
228 Kab. Wonosobo
229 Kota. Magelang
230 Kota. Pekalongan
231 Kota. Salatiga
232 Kota. Semarang
233 Kota. Surakarta
234 Kota. Tegal
Provinsi DI Yogyakarta
235 Provinsi DI Yogyakarta
236 Kab. Bantul
237 Kab. Gunung Kidul
238 Kab. Kulon Progo
239 Kab. Sleman
240 Kab. Yogyakarta
Provinsi Jawa Timur
241 Provinsi Jawa Timur
242 Kab. Bangkalan
243 Kab. Banyuwangi
244 Kab. Blitar
245 Kab. Bojonegoro
246 Kab. Bondowoso
247 Kab. Gresik
248 Kab. Jember
249 Kab. Jombang
250 Kab. Kediri
251 Kab. Lamongan
252 Kab. Lumajang
253 Kab. Madiun
254 Kab. Magetan
255 Kab. Malang
256 Kab. Mojokerto
257 Kab. Nganjuk
258 Kab. Ngawi
259 Kab. Pacitan
260 Kab. Pamekasan
261 Kab. Pasuruan
262 Kab. Ponorogo
263 Kab. Probolinggo
264 Kab. Sampang
265 Kab. Sidoarja
266 Kab. Situbondo
267 Kab. Sumenep
268 Kab. Trenggalek
269 Kab. Tuban
270 Kab. Tulungagung
271 Kota. Blitar
272 Kota. Kediri
273 Kota. Madiun
274 Kota. Malang
275 Kota. Mojokerto
276 Kota. Pasuruan
277 Kota. Probolinggo
278 Kota. Surabaya
279 Kota. Batu
Provinsi Kalimantan Barat
280 Provinsi Kalimantan Barat
281 Kab. Bengkayang
282 Kab. Landak
283 Kab. Kapuas Hulu
284 Kab. Ketapang
285 Kab. Pontianak
286 Kab. Sambas
287 Kab. Sanggau
288 Kab. Sintang
289 Kota Pontianak
290 Kota Singkawang
291 Kab. Sekadau
292 Kab. Melawi
293 Kab. Kayong Utara
294 Kab. Kubu Raya
Provinsi Kalimantan Tengah
295 Provinsi Kalimantan Tengah
296 Kab. Barito Selatan
297 Kab. Barito Utara
298 Kab. Kapuas
299 Kab. Kotawaringin Barat
300 Kab. Kotawaringin Timur
301 Kota Palangkaraya
302 Kab. Barito Timur
303 Kab. Murung Raya
304 Kab. Pulang Pisau
305 Kab. Gunung Mas
306 Kab. Lamandau
307 Kab. Sukamara
308 Kab. Katingan
309 Kab. Seruyan
Provinsi Kalimantan Selatan
310 Provinsi Kalimantan Selatan
311 Kab. Banjar
312 Kab. Barito Kuala
313 Kab. Hulu Sungai Selatan
314 Kab. Hulu Sungai Tengah
315 Kab. Hulu Sungai Utara
316 Kab. Kotabaru
317 Kab. Tabalog
318 Kab. Tanah Laut
319 Kab. Tapin
320 Kota Banjarbaru
321 Kota Banjarmasin
322 Kab. Balangan
323 Kab. Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Timur
324 Provinsi Kalimantan Timur
325 Kab. Berau
326 Kab. Bulungan
327 Kab. Kutai Kartanegara
328 Kab. Kutai Barat
329 Kab. Kutai Timur
330 Kab. Malinau
331 Kab. Nunukan
332 Kab. Pasir
333 Kota Balikpapan
334 Kota Bontang
335 Kota Samarinda
336 Kota Tarakan
337 Kab. Penajam Paser Utara
338 Kab. Tana Tidung
Provinsi Sulawesi Utara
339 Provinsi Sulawesi Utara
340 Kab. Bolaang Mongondow
341 Kab. Minahasa
342 Kab. Sangihe
343 Kota Bitung
344 Kota Manado
345 Kab. Kepulauan Talaud
346 Kab. Minahasa Selatan
347 Kota Tomohon
348 Kab. Minahasa Utara
349 Kota Kotamobagu
350 Kab. Bolaang Mongondow Utara
351 Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro
352 Kab Minahasa Tenggara
353 Kab. Bolaang Mongondow Timur
354 Kab. Bolaang Mongondow Selatan
Provinsi Gorontalo
355 Provinsi Gorontalo
356 Kab. Boalemo
357 Kab. Gorontalo
358 Kota Gorontalo
359 Kab. Pohuwato
360 Kab. Bone Bolango
361 Kab. Gorontalo Utara
Provinsi Sulawesi Tengah
362 Provinsi Sulawesi Tengah
363 Kab. Banggai
364 Kab. Banggai Kepulauan
365 Kab. Buol
366 Kab. Toli-Toli
367 Kab. Donggala
368 Kab. Morowali
369 Kab. Poso
370 Kota Palu
371 Kab. Parigi Moutong
372 Kab. Tojo Una Una
373 Kab. Sigi
Provinsi Sulawesi Selatan
374 Provinsi Sulawesi Selatan
375 Kab. Bantaeng
376 Kab. Barru
377 Kab. Bone
378 Kab. Balukumba
379 Kab. Enrekang
380 Kab. Gowa
381 Kab. Jeneponto
382 Kab. Luwu
383 Kab. Luwu Utara
384 Kab. Maros
385 Kab. Pangkajene Kepulauan
386 Kab. Pinrang
387 Kab. Kepulauan Selayar
388 Kab. Sidenreng Rappang
389 Kab. Sinjai
390 Kab. Soppeng
391 Kab. Takalar
392 Kab. Tana Toraja
393 Kab. Wajo
394 Kota Pare-Pare
395 Kota Makassar
396 Kota Palopo
397 Kab. Luwu Timur
398 Kab. Toraja Utara
Provinsi Sulawesi Barat
399 Provinsi Sulawesi Barat
400 Kab. Majene
401 Kab. Mamuju
402 Kab. Polewali Mandar
403 Kab. Mamasa
404 Kab. Mamuju Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara
405 Provinsi Sulawesi Tenggara
406 Kab. Buton
407 Kab. Konawe
408 Kab. Kolaka
409 Kab. Muna
410 Kota Kendari
411 Kota Bau-Bau
412 Kab. Konawe Selatan
413 Kab. Bombana
414 Kab. Wakatobi
415 Kab. Kolaka Utara
416 Kab. Konawe Utara
417 Kab. Buton Utara
Provinsi Bali
418 Provinsi Bali
419 Kab. Badung
420 Kab. Bangli
421 Kab. Buleleng
422 Kab. Gianyar
423 Kab. Jembrana
424 Kab. Karangasem
425 Kab. Klukung
426 Kab. Tabanan
427 Kota Denpasar
Provinsi Nusa Tenggara Barat
428 Provinsi Nusa Tenggara Barat
429 Kab Bima
430 Kab. Dompu
431 Kab. Lombok Barat
432 Kab. Lombok Tengah
433 Kab. Lombok Timur
434 Kab. Sumbawa
435 Kota Mataram
436 Kota Bima
437 Kab. Sumbawa Barat
438 Kab. Lombok Utara
Provinsi Nusa Tenggara Timur
439 Provinsi Nusa Tenggara Timur
440 Kab. Alor
441 Kab. Belu
442 Kab. Ende
443 Kab. Flores Timur
444 Kab Kupang
445 Kab Lembata
446 Kab. Maggarai
447 Kab. Ngada
448 Kab. Sikka
449 Kab. Sumba Barat
450 Kab. Sumba Timur
451 Kab. Timor Tengah Selatan
452 Kab. Timor Tengah Utara
453 Kota Kupang
454 Kab. Rote Ndao
455 Kab. Manggarai Barat
456 Kab. Nagekeo
457 Kab. Sumba Barat Daya
458 Kab. Sumba Tengah
459 Kab. Manggarai Timur
460 Kab. Sabu Raiju
164 Kab. Bandung
165 Kab. Bekasi
166 Kab. Bogor
167 Kab. Ciamis
168 Kab. Cianjur
169 Kab. Cirebon
170 Kab. Garut
171 Kab. Indramayu
172 Kab. Karawang
173 Kab. Kuningan
174 Kab. Majalengka
175 Kab. Purwakarta
176 Kab. Subang
177 Kab. Sukabumi
178 Kab. Sumedang
179 Kab. Tasikmalaya
180 Kota Bandung
181 Kota Bekasi
182 Kota Bogor
183 Kota Cirebon
184 Kota Depok
185 Kota Sukabumi
186 Kota Cimahi
187 Kota Tasikmalaya
188 Kota Banjar
189 Kab. Bandung Barat
Provinsi Banten
190 Provinsi Banten
191 Kab. Lebak
192 Kab. Pandeglang
193 Kab. Serang
194 Kab. Tangerang
195 Kota Cilegon
196 Kota Tangerang
197 Kota Serang
198 Kota Tangerang Selatan
Provinsi Jawa Tengah
199 Provinsi Jawa Tengah
200 Kab. Banjarnegara
201 Kab. Banyumas
202 Kab. Batang
203 Kab. Blora
204 Kab. Boyolali
205 Kab. Brebes
206 Kab. Cilacap
207 Kab. Demak
208 Kab. Grobogan
209 Kab. Jepara
210 Kab. Karanganyar
211 Kab. Kebumen
212 Kab. Kendal
213 Kab. Klaten
214 Kab. Kudus
215 Kab. Magelang
216 Kab. Pati
217 Kab. Pekalongan
218 Kab. Pemalang
219 Kab. Purbalingga
220 Kab. Purworejo
221 Kab. Rembang
222 Kab. Semarang
223 Kab. Sragen
224 Kab. Sukoharjo
225 Kab. Tegal
226 Kab. Temanggung
227 Kab. Wonogiri
228 Kab. Wonosobo
229 Kota. Magelang
230 Kota. Pekalongan
231 Kota. Salatiga
232 Kota. Semarang
233 Kota. Surakarta
234 Kota. Tegal
Provinsi DI Yogyakarta
235 Provinsi DI Yogyakarta
236 Kab. Bantul
237 Kab. Gunung Kidul
238 Kab. Kulon Progo
239 Kab. Sleman
240 Kab. Yogyakarta
Provinsi Jawa Timur
241 Provinsi Jawa Timur
242 Kab. Bangkalan
243 Kab. Banyuwangi
244 Kab. Blitar
245 Kab. Bojonegoro
246 Kab. Bondowoso
247 Kab. Gresik
248 Kab. Jember
249 Kab. Jombang
250 Kab. Kediri
251 Kab. Lamongan
252 Kab. Lumajang
253 Kab. Madiun
254 Kab. Magetan
255 Kab. Malang
256 Kab. Mojokerto
257 Kab. Nganjuk
258 Kab. Ngawi
259 Kab. Pacitan
260 Kab. Pamekasan
261 Kab. Pasuruan
262 Kab. Ponorogo
263 Kab. Probolinggo
264 Kab. Sampang
265 Kab. Sidoarja
266 Kab. Situbondo
267 Kab. Sumenep
268 Kab. Trenggalek
269 Kab. Tuban
270 Kab. Tulungagung
271 Kota. Blitar
272 Kota. Kediri
273 Kota. Madiun
274 Kota. Malang
275 Kota. Mojokerto
276 Kota. Pasuruan
277 Kota. Probolinggo
278 Kota. Surabaya
279 Kota. Batu
Provinsi Kalimantan Barat
280 Provinsi Kalimantan Barat
281 Kab. Bengkayang
282 Kab. Landak
283 Kab. Kapuas Hulu
284 Kab. Ketapang
285 Kab. Pontianak
286 Kab. Sambas
287 Kab. Sanggau
288 Kab. Sintang
289 Kota Pontianak
290 Kota Singkawang
291 Kab. Sekadau
292 Kab. Melawi
293 Kab. Kayong Utara
294 Kab. Kubu Raya
Provinsi Kalimantan Tengah
295 Provinsi Kalimantan Tengah
296 Kab. Barito Selatan
297 Kab. Barito Utara
298 Kab. Kapuas
299 Kab. Kotawaringin Barat
300 Kab. Kotawaringin Timur
301 Kota Palangkaraya
302 Kab. Barito Timur
303 Kab. Murung Raya
304 Kab. Pulang Pisau
305 Kab. Gunung Mas
306 Kab. Lamandau
307 Kab. Sukamara
308 Kab. Katingan
309 Kab. Seruyan
Provinsi Kalimantan Selatan
310 Provinsi Kalimantan Selatan
311 Kab. Banjar
312 Kab. Barito Kuala
313 Kab. Hulu Sungai Selatan
314 Kab. Hulu Sungai Tengah
315 Kab. Hulu Sungai Utara
316 Kab. Kotabaru
317 Kab. Tabalog
318 Kab. Tanah Laut
319 Kab. Tapin
320 Kota Banjarbaru
321 Kota Banjarmasin
322 Kab. Balangan
323 Kab. Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Timur
324 Provinsi Kalimantan Timur
325 Kab. Berau
326 Kab. Bulungan
327 Kab. Kutai Kartanegara
328 Kab. Kutai Barat
329 Kab. Kutai Timur
330 Kab. Malinau
331 Kab. Nunukan
332 Kab. Pasir
333 Kota Balikpapan
334 Kota Bontang
335 Kota Samarinda
336 Kota Tarakan
337 Kab. Penajam Paser Utara
338 Kab. Tana Tidung
Provinsi Sulawesi Utara
339 Provinsi Sulawesi Utara
340 Kab. Bolaang Mongondow
341 Kab. Minahasa
342 Kab. Sangihe
343 Kota Bitung
344 Kota Manado
345 Kab. Kepulauan Talaud
346 Kab. Minahasa Selatan
347 Kota Tomohon
348 Kab. Minahasa Utara
349 Kota Kotamobagu
350 Kab. Bolaang Mongondow Utara
351 Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro
352 Kab Minahasa Tenggara
353 Kab. Bolaang Mongondow Timur
354 Kab. Bolaang Mongondow Selatan
Provinsi Gorontalo
355 Provinsi Gorontalo
356 Kab. Boalemo
357 Kab. Gorontalo
358 Kota Gorontalo
359 Kab. Pohuwato
360 Kab. Bone Bolango
361 Kab. Gorontalo Utara
Provinsi Sulawesi Tengah
362 Provinsi Sulawesi Tengah
363 Kab. Banggai
364 Kab. Banggai Kepulauan
365 Kab. Buol
366 Kab. Toli-Toli
367 Kab. Donggala
368 Kab. Morowali
369 Kab. Poso
370 Kota Palu
371 Kab. Parigi Moutong
372 Kab. Tojo Una Una
373 Kab. Sigi
Provinsi Sulawesi Selatan
374 Provinsi Sulawesi Selatan
375 Kab. Bantaeng
376 Kab. Barru
377 Kab. Bone
378 Kab. Balukumba
379 Kab. Enrekang
380 Kab. Gowa
381 Kab. Jeneponto
382 Kab. Luwu
383 Kab. Luwu Utara
384 Kab. Maros
385 Kab. Pangkajene Kepulauan
386 Kab. Pinrang
387 Kab. Kepulauan Selayar
388 Kab. Sidenreng Rappang
389 Kab. Sinjai
390 Kab. Soppeng
391 Kab. Takalar
392 Kab. Tana Toraja
393 Kab. Wajo
394 Kota Pare-Pare
395 Kota Makassar
396 Kota Palopo
397 Kab. Luwu Timur
398 Kab. Toraja Utara
Provinsi Sulawesi Barat
399 Provinsi Sulawesi Barat
400 Kab. Majene
401 Kab. Mamuju
402 Kab. Polewali Mandar
403 Kab. Mamasa
404 Kab. Mamuju Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara
405 Provinsi Sulawesi Tenggara
406 Kab. Buton
407 Kab. Konawe
408 Kab. Kolaka
409 Kab. Muna
410 Kota Kendari
411 Kota Bau-Bau
412 Kab. Konawe Selatan
413 Kab. Bombana
414 Kab. Wakatobi
415 Kab. Kolaka Utara
416 Kab. Konawe Utara
417 Kab. Buton Utara
Provinsi Bali
418 Provinsi Bali
419 Kab. Badung
420 Kab. Bangli
421 Kab. Buleleng
422 Kab. Gianyar
423 Kab. Jembrana
424 Kab. Karangasem
425 Kab. Klukung
426 Kab. Tabanan
427 Kota Denpasar
Provinsi Nusa Tenggara Barat
428 Provinsi Nusa Tenggara Barat
429 Kab Bima
430 Kab. Dompu
431 Kab. Lombok Barat
432 Kab. Lombok Tengah
433 Kab. Lombok Timur
434 Kab. Sumbawa
435 Kota Mataram
436 Kota Bima
437 Kab. Sumbawa Barat
438 Kab. Lombok Utara
Provinsi Nusa Tenggara Timur
439 Provinsi Nusa Tenggara Timur
440 Kab. Alor
441 Kab. Belu
442 Kab. Ende
443 Kab. Flores Timur
444 Kab Kupang
445 Kab Lembata
446 Kab. Maggarai
447 Kab. Ngada
448 Kab. Sikka
449 Kab. Sumba Barat
450 Kab. Sumba Timur
451 Kab. Timor Tengah Selatan
452 Kab. Timor Tengah Utara
453 Kota Kupang
454 Kab. Rote Ndao
455 Kab. Manggarai Barat
456 Kab. Nagekeo
457 Kab. Sumba Barat Daya
458 Kab. Sumba Tengah
459 Kab. Manggarai Timur
460 Kab. Sabu Raiju
Provinsi Maluku
461 Provinsi Maluku
462 Kab. Maluku Tenggara Barat
463 Kab. Maluku Tengah
464 Kab. Maluku Tenggara
465 Kab. Buru
466 Kota Ambon
467 Kab. Seram Bagian Barat
468 Kab. Seram Bagian Timur
469 Kab. Kepulauan Aru
470 Kab. Maluku Barat Daya
471 Kota Tual
472 Kab. Buru Selatan
Provinsi Maluku Utara
473 Provinsi Maluku Utara
474 Kab. Halmahera Tengah
475 Kab. Halmahera Barat
476 Kota Ternate
477 Kab. Halmahera Timur
478 Kota Tidore Kepulauan
479 Kab. Kepulauan Sula
480 Kab. Halmahera Selatan
481 Kab. Halmahera Utara
482 Kab. Pulau Morotai
Provinsi Papua
483 Provinsi Papua
484 Kab. Biak Numfor
485 Kab. Jayapura
486 Kab. Jayawijaya
487 Kab. Merauke
488 Kab. Mimika
489 Kab. Nabire
490 Kab. Paniai
491 Kab. Puncak Jaya
492 Kab. Kepulauan Yapen
493 Kota Jayapura
494 Kab. Sarmi
495 Kab. Keerom
496 Kab. Yahukimo
497 Kab. Pegunungan Bintang
498 Kab. Tolikara
499 Kab. Boven Digoel
500 Kab. Mappi
501 Kab. Asmat
502 Kab. Waropen
503 Kab. Supiori
504 Kab. Mamberamo Raya
505 Kab. Mamberamo Tengah
506 Kab. Yalimo
507 Kab. Lanny Jaya
508 Kab. Nduga
509 Kab. Dogiyai
510 Kab. Puncak
511 Kab. Intan Jaya
512 Kab. Deiyai
Provinsi Papua Barat
513 Provinsi Papua Barat
514 Kab. Sorong
515 Kab. Manokwari
516 Kab. Fak Fak
517 Kab. Sorong
518 Kab. Sorong Selatan
519 Kab. Raja Ampat
520 Kab Teluk Bintuni
521 Kab. Teluk Wondama
522 Kab. Kaimana
523 Kab. Tambrauw
524 Kab. Maybrat
Salah satu contoh Perda TA 2012
Perda TA 2012 Kalimantan Barat
461 Provinsi Maluku
462 Kab. Maluku Tenggara Barat
463 Kab. Maluku Tengah
464 Kab. Maluku Tenggara
465 Kab. Buru
466 Kota Ambon
467 Kab. Seram Bagian Barat
468 Kab. Seram Bagian Timur
469 Kab. Kepulauan Aru
470 Kab. Maluku Barat Daya
471 Kota Tual
472 Kab. Buru Selatan
Provinsi Maluku Utara
473 Provinsi Maluku Utara
474 Kab. Halmahera Tengah
475 Kab. Halmahera Barat
476 Kota Ternate
477 Kab. Halmahera Timur
478 Kota Tidore Kepulauan
479 Kab. Kepulauan Sula
480 Kab. Halmahera Selatan
481 Kab. Halmahera Utara
482 Kab. Pulau Morotai
Provinsi Papua
483 Provinsi Papua
484 Kab. Biak Numfor
485 Kab. Jayapura
486 Kab. Jayawijaya
487 Kab. Merauke
488 Kab. Mimika
489 Kab. Nabire
490 Kab. Paniai
491 Kab. Puncak Jaya
492 Kab. Kepulauan Yapen
493 Kota Jayapura
494 Kab. Sarmi
495 Kab. Keerom
496 Kab. Yahukimo
497 Kab. Pegunungan Bintang
498 Kab. Tolikara
499 Kab. Boven Digoel
500 Kab. Mappi
501 Kab. Asmat
502 Kab. Waropen
503 Kab. Supiori
504 Kab. Mamberamo Raya
505 Kab. Mamberamo Tengah
506 Kab. Yalimo
507 Kab. Lanny Jaya
508 Kab. Nduga
509 Kab. Dogiyai
510 Kab. Puncak
511 Kab. Intan Jaya
512 Kab. Deiyai
Provinsi Papua Barat
513 Provinsi Papua Barat
514 Kab. Sorong
515 Kab. Manokwari
516 Kab. Fak Fak
517 Kab. Sorong
518 Kab. Sorong Selatan
519 Kab. Raja Ampat
520 Kab Teluk Bintuni
521 Kab. Teluk Wondama
522 Kab. Kaimana
523 Kab. Tambrauw
524 Kab. Maybrat
Salah satu contoh Perda TA 2012
Perda TA 2012 Kalimantan Barat
Langganan:
Postingan (Atom)